Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Perpisahan

Dalam hidup akan selalu ada pertemuan dan perpisahan. Dan meskipun telah merasakan berbagai macam perpisahan, namun setiap perpisahan akan tetap terasa sangat menyakitkan. "Jangan mengenal terlalu banyak orang. Semakin banyak orang yang kamu kenal, semakin banyak kenangan. Semakin banyak kenangan, akan semakin sulit untuk melepaskan." Itu sloganku dulu, karena aku terus lelah oleh perasaan sedih akibat perpisahan. Namun, semakin sedikit orang yang kamu kenal, maka semakin tertumpuk kenangan terhadap mereka. Dan semakin sulit untuk mengucapkan kata perpisahan. Aku benci perpisahan. Tapi aku sadar, ketika aku membenci sebuah perpisahan, itu artinya Allah Maha Baik mempertemukanku dengan orang-orang baik yang sulit untuk aku lupakan. Dan timbullah penyesalan, karena terlalu sedikit jejak yang kutinggalkan dan masih sedikit kenangan-kenangan baik yang bisa kuberikan pada mereka.

Trust dan Komunikasi

Dalam dunia bisnis, bisnis apapun itu, hal paling utama adalah “trust”. Dan dalam membangun trust, hal paling utama adalah “komunikasi”. Banyak yang heran ketika aku bekerja di dunia perbankan. Padahal basic pendidikanku adalah perencanaan tata ruang. Ceritanya sungguh panjang yang bisa aku simpulkan menjadi sebuah “kebetulan”. Tapi bukan sebuah kebetulan ketika aku memutuskan untuk melanjutkan “kebetulan” yang telah terjadi ini.  Aku disini bukan bekerja, tapi belajar. Karena itulah, ketika orang-orang menghindari divisi kredit, aku justru senang berada di jalur ini. Karena jika aku bukan disini, aku akan menjadi seorang pekerja, bukan pembelajar. Aku tak tahu apakah aku akan terus disini atau aku akan lelah belajar, tapi kuharap segala yang kupelajari dapat membuat garis tangan hidupku yang lebih indah lagi. Hari ini aku belajar tentang trust dan komunikasi. Pertama, aku bertemu dgn Pak Heri, owner dan CEO sebuah perusahaan outsourcing . Beliau adalah gambaran perpaduan

SCRAP IS MY HOBBY

Gambar
Ada kebahagiaan sendiri ketika membuat sebuah karya tak peduli betapa sulit dan lelahnya. Tiba-tiba kangen dengan kerjaan tangan dulu. :)
Gambar
Seblak Jeletet Murni Jl. Pademangan III Blok 5 Aku sudah sering menikmati kuliner dari berbagai kota. Dan seringkali aku lupa dengan apa yang kumakan. sehingga seringkali pula aku tak bisa merekomendasikan makanan khas di suatu kota meski aku pernah kesana. Seblak Jeletet Murni. Temenku, Firda, sudah sejak seminggu lalu mengajak makan kesini, namun baru sekarang kita sempat kesana bersama. Aku memesan level 3. Level terpedas adalah level 5. Di setiap level, ada minimal menu yang harus dipilih. Jadi semakin tinggi level, harganya semakin mahal. Dan aku sangat shock saat melihat struk pesanannya. Harga seblak yang kupesan adalah Rp.42.000,- Kalau kamu kerja di Bank, kamu pasti akan menjadi orang yang perhitungan sepertiku. Itu adalah harga yang biasa kubayar untuk 3 porsi seblak. Tapi ya sudahlah. Apa boleh buat, semua sudah  dipesan. Dari segi penyajian, bisa dimaklumi kenapa harganya mahal. Karena porsinya 2 kali dari seblak biasanya. Dan seperti yang bisa dilihat pada gambar
Dulu orang berjual beli dengan saling bertukar, kemudian emas, dan muncullah uang Di masa depan mungkin tak akan ada lagi uang Orang-orang bertransaksi dengan apa yang mereka sebut sebagai e-money Pada akhirnya kita akan berakhir dengan melihat kekayaan sebagai angka-angka yang tertulis di buku rekening atau layar telepon genggam yang tak ada lagi wujudnya. Maka benarlah uang adalah ilusi.
Setiap Kita adalah Koruptor. Yang membedakan hanya jumlah dan objeknya saja. Jika menurutmu tidak, Apakah kamu pernah titip absen saat kuliah? Terlambat datang rapat? Masuk kerja lewat “jalur belakang”? Menerima uang tip dan hadiah atas jasa yang kamu berikan? Ikut jamuan ”makan gratis”? Menerima ”uang-uangan” yang antah berantah darimana datangnya? Membubuhkan tanda tangan fiktif?